Gel Biodesel dari Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa Paradisiacal) dan Minyak Jelantah sebagai Bahan Bakar Alternatif
DOI:
https://doi.org/10.64688/jpe.v1i1.8Abstrak
Di Indonesia, produksi dan konsumsi minyak bumi semakin meningkat yang menyebabkan ketersediaannya semakin menipis. Oleh karena itu diperlukan alternatif sumber energi terbarukan. Salah satunya memanfaatkan limbah kulit pisang kepok (Musa paradisiacal) dan minyak jelantah menjadi biodesel. Penelitian ini bertujuan mengetahui proses dan kualitas biodesel yang dihasilkan limbah kulit pisang kepok dan minyak jelantah. Proses pembuatannya menggunakan metode esterifikasi-transesterifikasi. Rancangan penelitian terdapat lima perlakuan yaitu S0: solar murni, S1: biodesel kulit pisang, S2: biodesel minyak jelantah, S3 : biodesel kulit pisang kepok dan minyak jelantah (1:1), S4 : biodesel kulit pisang kepok dan minyak jelantah (2:1). Parameter diukur dari kualitas warna, lama pembakaran dan warna api. Hasil penelitian ini memiliki karakteristik, yaitu viskositasnya 2.31 mm2/s, flash point sebesar 130 0C dan densitas pada suhu 40 0C yaitu 850 kg/m3. Biodesel kulit pisang kepok memiliki karakteristik viskositas 2.80 mm2/s, flash point sebesar 130 0C dan densitas suhu pada 40 0C yaitu 870 kg/m3. Karakteristik gel biodesel yang dihasilkan setiap perlakuan S0, S1, S2, S3 dan S4 secara berurutan yaitu memiliki warna kuning jernih, kuning kecoklatan (++), kuning kecoklatan sedikit keruh (+++), kuning kecoklatan keruh (++++). Lama pembakaran per 10 mL pada perlakuan S0, S1, S2, S3 dan S4 secara berurutan yaitu pada suhu normal ±25 0C tidak bisa menyala, S1 lama pembakaran 2 menit 13 detik, S2 : 2 menit 3 detik, S3 : 2 menit 23 detik, sedangkan S4 : 2 menit 46 detik. Kesimpulan bahwa kulit pisang dan minyak jelantah bisa menghasilkan gel biodesel sehingga dapat menghasilkan sumber energy terbarukan.
Kata kunci: biodesel, kulit pisang kepok, minyak jelantah.
Abstract
In Indonesia, the production and consumption of petroleum is increasing from year to year, causing its availability to decrease. Therefore an alternative is needed by developing renewable energy. One of them is by utilizing waste kepok banana peels (Musa paradisiacal) and used cooking oil to become biodiesel. This study aims to determine the process and quality of biodiesel produced from kepok banana skin waste and used cooking oil. The process of making kepok banana skin biodiesel and used cooking oil uses the esterification-transesterification methods. The research design consisted of 5 treatments, namely S0: pure diesel fuel, S1: banana peel biodiesel, S2: used cooking oil biodiesel, S3: kepok banana peel biodiesel and used cooking oil (1:1), S4: kepok banana peel biodiesel and used cooking oil (2 :1). Parameters are measured from the quality of the color, burning time and the color of the fire. The results of the research on used cooking oil biodiesel have characteristics, namely the viscosity is 2.31 mm2/s, the flash point is 130 0C and the density at 40 0C is 850 kg/m3. Kepok banana skin biodiesel has a viscosity characteristic of 2.80 mm2/s, flash point of 130 0C and density at 40 0C of 870 kg/m3. The characteristics of the biodiesel gel produced by each treatment S0, S1, S2, S3 and S4 sequentially are clear yellow, brownish yellow (++), slightly cloudy brownish yellow (+++), cloudy brownish yellow (++++) . Burning time per 10 mL in treatments S0, S1, S2, S3 and S4 sequentially i.e. at normal temperature ±25 0C can not ignite, S1 burning time 2 minutes 13 seconds, S2 : 2 minutes 3 seconds, S3 : 2 minutes 23 seconds , while S4 : 2 minutes 46 seconds. It can be concluded that banana peels and used cooking oil can produce biodiesel gel.
Keywords: biodiesel, kepok banana peel, used cooking oil.